Kamis, 04 Juni 2015

Buku Tahunan dan Slang Anak SMA

Pagi tadi saya membuka buku tahunan SMA setelah bertahun-tahun tidak pernah saya pegang lagi. Bukan sengaja mau nostalgia atau apapun sih, yang bikin saya buka buku tahunan lagi adalah Aisya. Dia adik sepupu saya, usianya baru 3 tahun, sangat aktif dan cerdas. Berhubung tidak ada hal kreatif atau menyenangkan yang bisa kami lakukan, selain nonton tv yang dia tidak tertarik sama sekali, saya tunjukkanlah ia buku tahunan bersampul biru itu. Aisya sedang senang-senangnya dengan buku bergambar dan cerita, maka walaupun yang ada cuma kumpulan foto-foto dia tetap antusias. 

Setelah membolak-balik buku itu dan bertanya macam-macam, dia bosan juga dan meninggalkan saya serta buku itu sendiri. Saya kemudian mencermati beberapa halaman, berhenti beberapa jenak untuk membaca pesan-kesan yang dituliskan teman-teman disitu. Kalimat-kalimat yang ada di sana beragam, ada yang sekadar ngutip kalimat mutiara, ucapan terimakasih dan akan merindukan, yang paling original dan bikin saya ketawa serta mengingat-ingat masa lalu adalah ungkapan-ungkapan ngetrend yang dulu sering diucapkan berkaitan dengan kondisi khusus dan menjadi istilah trademark seangkatan. Istilah-istilah itu contohnya seperti... Mut sik, Salam Satu Maru, Marmos dll. apakah ini bisa disebut slang ya? hm... sepertinya saya harus buka buku morfologi lagi.


*tulisan ini terwujud karena #NulisRandom2015. Ditulis dari tanggal 3, tapi karena koneksi mulai tengah malam, baru bisa diposting tanggal 4.

Selasa, 02 Juni 2015

Setiap yang Bernyawa ...

Sekarang bulan Juni tanggal 2. Kemarin dalam perjalanan pulang ke rumah dari Semarang hujan turun. Teringat judul puisi SDD, Hujan Bulan Juni. Betapa tepatnya puisi itu, betapa syahdunya, tepat ketika awal Juni, hujan turun. Ketika membuka sosial media, berseliweran orang-orang yang membicarakan, mengutip, atau update status sekadar ingat Hujan Bulan Juni nya SDD. Di antara seliweran itulah aku menjumpai ini;

Setiap yang bernyawa memiliki kebaikan dalam hatinya
Esti Sarirani

Status fb dari kakak kelas waktu SMA ini membuat saya tersenyum karena berbeda. Anggap saya dangkal, tapi yang sering saya temui adalah kalimat Setiap yang bernyawa pasti akan mati... sering dengar kan? Dan selalu begitu. Klausa setiap yang bernyawa yang saya temui selalu diakhiri dengan pasti akan mati. Kalimat mbak Esti ini secara tidak sadar mengingatkan saya bahwa hakikat makhluk hidup itu baik. Hendaknyalah perbuatan baik selalu ada dalam pikiran sadar maupun bawah sadar kita.


*Tulisan ini terwujud karena adanya ajakan #NulisRandom2015. Harusnya dari kemarin mulainya, tapi karena saya dalam perjalanan dan tertunda hingga tidur ketika sampai rumah, bangun-bangun sudah tanggal 2 Juni. Tak apa, lebih baik nyusul daripada enggak.